“BBM” adalah permasalahan yang sangat serius,
ketika harga BBM tersebut akan melonjak. Karena semua kebutuhan pokok akan
terkena imbasnya jika harga BBM naik. Permasalahan bbm naik didasari oleh
naiknya harga minyak dunia. Berdasarkan Kementerian ESDM, harga minyak mentah
Indonesia (ICP) pada April 2012 tercatat mengalami penurunan dibandingkan Maret
2012. ICP April sebesar US$124,63 per barel dan Maret US$128,14 per barel.
"Jika dihitung dari Mei, maka enam bulan ke
belakang adalah dari Desember. Maka Mei ini, harga BBM belum akan naik karena
dari Desember hingga Mei hanya ada perubahan sekitar 13% dari asumsi US$105 per
barel," ujar Kurtubi.
Seperti diketahui, Pasal 7 Ayat 6A UU APBN
Perubahan 2012 berisi peluang bagi pemerintah untuk menyesuaikan harga BBM.
Yakni jika harga rata-rata minyak Indonesia dalam kurun waktu enam bulan
berjalan mengalami kenaikan atau penurunan rata-rata sebesar 15% dari harga
minyak internasional yang diasumsikan dalam APBN Perubahan 2012.
Disamping itu, menurut Kurtubi, harga minyak
mentah dunia yang turun hingga US$97,01 per barel menjadi salah satu faktor
yang mempengaruhi harga ICP. “Turunnya harga minyak dunia, tentu akan
menurunkan harga ICP kita,” ujarnya.
Minyak untuk pengiriman Juni terpantau turun
untuk hari kelima berturut-turut, dengan total koreksi mencapai 8,6%. Pada
perdagangan dinihari tadi, harga minyak berada di level US$97,01 per barel,
penutupan terendah sejak 6 Februari. Selain itu, volatilitas dolar AS juga akan
mempengaruhi harga minyak mentah dunia.
Tingginya harga minyak mentah dunia, memicu
wacana bahwa pemerintah akan menaikkan harga BBM bersubsidi. Namun, adanya
tekanan dari pelbagai pihak, menyebabkan pemerintah mengalihkan ke pembatasan
penggunaan BBM bersubsidi. Namun, mendekati hari pelaksanaan, rencana ini
ditangguhkan hingga batas waktu yang tak ditentukan.
Diatas inilah yang mempengaruhi BBM bersubsidi
harus menaikkan harganya. Ketika wacana ini sedang dipertimbangkan sebagian
elemen masyarakat menolak adanya penaikkan harga BBM. Dengan cara berdemolah
mereka mengaspirasikan suaranya.
Dan terdengar isu juga,
adanya pembatasan BBM bersubsidi bagi masyarakat bagi yang mampu. Karena dalilnya
adalah BBM bersubsidi itu punya rakyat kecil. Menurut saya BBM itu adalah
kekayaan Negara ini, pada dasarnya kekayaan Indonesia itu adalah hak bagi
seluruh rakyatnya. Jadi menurut saya tidak perlu adanya pembatasan BBM
bersubsidi ini, karena orang yang mampu dan orang yang tidak mampu mempunyai
hak yang sama untuk merasakan kekayaan alam Indonesia ini. Mungkin alangkah
bijaksananya untuk orang yang berpenghasilan menengah keatas mempunyai rasa
simpati terhadap rakyat yang tidak mampu. Untuk tidak menggunakan BBM
bersubsidi. Bukan berarti orang menengah atas tidak boleh menggunakan BBM
bersubsidi tetapi kurangi penggunaan BBM bersubsidi.
Oh iya satu, mungkin
juga himbauan yang berada di SPBU-SPBU di Indonesia ini janganlah seperti
menjatuhkan rakyatnya sendiri “PREMIUM ADALAH BBM BERSUBSIDI HANYA UNTUK
GOLONGAN TIDAK MAMPU”. Coba himbauan tersebut terlihat indah untuk dibaca “BIJAKSANALAH
UNTUK MEMILIH BBM.terima kasih telah menggunakan BBM non subsidi” (mungkin
seperti itu).
KARENA KEKAYAAN ALAM
INDONESIA INI, ENTAH MINYAK DAN LAIN-LAIN ADALAH MILIK RAKYAT INDONESIA. SEMUA
BERHAK MERASAKAN KEKAYAAN TERSEBUT.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar