Minggu, 20 Mei 2012

BBM

“BBM” adalah permasalahan yang sangat serius, ketika harga BBM tersebut akan melonjak. Karena semua kebutuhan pokok akan terkena imbasnya jika harga BBM naik. Permasalahan bbm naik didasari oleh naiknya harga minyak dunia. Berdasarkan Kementerian ESDM, harga minyak mentah Indonesia (ICP) pada April 2012 tercatat mengalami penurunan dibandingkan Maret 2012. ICP April sebesar US$124,63 per barel dan Maret US$128,14 per barel.
"Jika dihitung dari Mei, maka enam bulan ke belakang adalah dari Desember. Maka Mei ini, harga BBM belum akan naik karena dari Desember hingga Mei hanya ada perubahan sekitar 13% dari asumsi US$105 per barel," ujar Kurtubi.
Seperti diketahui, Pasal 7 Ayat 6A UU APBN Perubahan 2012 berisi peluang bagi pemerintah untuk menyesuaikan harga BBM. Yakni jika harga rata-rata minyak Indonesia dalam kurun waktu enam bulan berjalan mengalami kenaikan atau penurunan rata-rata sebesar 15% dari harga minyak internasional yang diasumsikan dalam APBN Perubahan 2012.
Disamping itu, menurut Kurtubi, harga minyak mentah dunia yang turun hingga US$97,01 per barel menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi harga ICP. “Turunnya harga minyak dunia, tentu akan menurunkan harga ICP kita,” ujarnya.
Minyak untuk pengiriman Juni terpantau turun untuk hari kelima berturut-turut, dengan total koreksi mencapai 8,6%. Pada perdagangan dinihari tadi, harga minyak berada di level US$97,01 per barel, penutupan terendah sejak 6 Februari. Selain itu, volatilitas dolar AS juga akan mempengaruhi harga minyak mentah dunia.
Tingginya harga minyak mentah dunia, memicu wacana bahwa pemerintah akan menaikkan harga BBM bersubsidi. Namun, adanya tekanan dari pelbagai pihak, menyebabkan pemerintah mengalihkan ke pembatasan penggunaan BBM bersubsidi. Namun, mendekati hari pelaksanaan, rencana ini ditangguhkan hingga batas waktu yang tak ditentukan.
Diatas inilah yang mempengaruhi BBM bersubsidi harus menaikkan harganya. Ketika wacana ini sedang dipertimbangkan sebagian elemen masyarakat menolak adanya penaikkan harga BBM. Dengan cara berdemolah mereka mengaspirasikan suaranya.
Dan terdengar isu juga, adanya pembatasan BBM bersubsidi bagi masyarakat bagi yang mampu. Karena dalilnya adalah BBM bersubsidi itu punya rakyat kecil. Menurut saya BBM itu adalah kekayaan Negara ini, pada dasarnya kekayaan Indonesia itu adalah hak bagi seluruh rakyatnya. Jadi menurut saya tidak perlu adanya pembatasan BBM bersubsidi ini, karena orang yang mampu dan orang yang tidak mampu mempunyai hak yang sama untuk merasakan kekayaan alam Indonesia ini. Mungkin alangkah bijaksananya untuk orang yang berpenghasilan menengah keatas mempunyai rasa simpati terhadap rakyat yang tidak mampu. Untuk tidak menggunakan BBM bersubsidi. Bukan berarti orang menengah atas tidak boleh menggunakan BBM bersubsidi tetapi kurangi penggunaan BBM bersubsidi.
Oh iya satu, mungkin juga himbauan yang berada di SPBU-SPBU di Indonesia ini janganlah seperti menjatuhkan rakyatnya sendiri “PREMIUM ADALAH BBM BERSUBSIDI HANYA UNTUK GOLONGAN TIDAK MAMPU”. Coba himbauan tersebut terlihat indah untuk dibaca “BIJAKSANALAH UNTUK MEMILIH BBM.terima kasih telah menggunakan BBM non subsidi” (mungkin seperti itu).
KARENA KEKAYAAN ALAM INDONESIA INI, ENTAH MINYAK DAN LAIN-LAIN ADALAH MILIK RAKYAT INDONESIA. SEMUA BERHAK MERASAKAN KEKAYAAN TERSEBUT.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar